Menu

Try It

Online Business? Marketplace VS Marketspace



Di artikel sebelumnya, kita sudah berbicara tentang produk dan jasa bisnis online, yang tampaknya berat, rumit dan ngejelimet. Sekarang saatnya kita mengenali bagaimana bisnis online bisa menjadi mudah. Ko bisa? Yap, itu dikarenakan media internet menyediakan marketspace atau bentuk virtual dari marketplace di pasar konvensional. 

Marketplace sendiri adalah seluruh tempat dimana transaksi jual beli terjadi, baik berbentuk: mall, pasar tradisional, bahkan pedagang kaki. Nah apapun bayangan teman-teman atas tempat tersebut, selalu ada yang namanya pembeli, penjual, dan distributor, yang semuanya menempati perannya masing-masing. Seorang pebisnis di marketplace (contoh pedagang kaki lima) pada suatu waktu hanya dapat berperan sebagai penjual, meski sebelumnya dia menjadi pembeli untuk melengkapi barang dagangannya.  


Coba bayangkan berapa besar modal yang dia harus siapkan untuk membeli barang dagangan, sewa tempat usaha dan biaya lainnya. Terlebih jika memperhitungkan jika barang dagangannya rusak, menyusut, membusuk, yang pastinya akan menambah biaya bagi sang pebisnis. Jikapun berhitung bahwa sang pebisnis itu cukup pintar dengan memberlakukan sistem titip jual dan hanya menyediakan tempat bagi berbagai suplier dan distributor, coba teman-teman hitung berapa modal yang dia butuhkan seperti biaya inventori, gaji pegawai dan masih banyak lagi.


Di dalam marketplace mungkin distributor adalah pihak yang paling tidak memerlukan modal besar, tapi di lain sisi merupakan pihak yang paling direpotkan. Bagaimana tidak, agar memperoleh keuntungan besar, jaringan distribusi mereka harus luas, banyak, dan berbagai keterbatasan waktu dan kondisi saat distribusi terjadi. Apalagi jika area distribusinya di wilayah Jakarta yang macetnya tidak kenal waktu. Supaya jaringan distribusi luas maka sang distributor memerlukan modal yang besar pula, khususnya untuk menggaji karyawan dan sarana-prasarana distribusi.


Marketspace yang menjadi tempat bisnis online terjadi sepertinya menyederhanakan kompleksitas bisnis, dan memotong banyak sekali biaya pada marketplace. Sebagai virtual marketplace, maka marketspace dapat berbentuk:  

  • integrasi online suatu marketplace: ketika pelaku pasar konvensional mengintegrasikan usahanya ke dalam media internet. Sebagai contoh: seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha katering kemudian membuat situs lezat.com untuk mempromosikan dan menerima pesanan, atau ketika produsen smartphone seperti blackberry yang membangun situs blackberry.com. Teman-teman yang memang memiliki atau memproduksi barang dan jasa, ga ada salahnya mulai mencoba membangun dan mengintegrasikan usahanya dengan memanfaatkan internet bukan. 
  • ruang pasar online: atau secara sederhana merupakan tempat bagi suatu jenis atau berbagai produk dan jasa dipajang, dimana pelaku bisnis secara aktual tidak memiliki produk dan jasa yang dijualnya. Hal ini seperti yang dilakukan amazon.com, atau ebay.com. Bentuk ini cocok buat kita yang belum atau tidak memproduksi barang ataupun jasa. 

Kesimpulan yang ingin disampaikan pada artikel ini adalah bisnis online membutuhkan produk atau jasa untuk didagangkan, tetapi dapat dimulai dengan atau tanpa memiliki produk atau jasa. Cara agar teman-teman bisa memulai bisnis online dalam marketspace, akan Petualang Online ceritakan di artikel lainnya. Tapi sebelumnya akan kita bahas dulu modal, resiko, dan keuntungan bisnis online ya..

Jangan lupa share link blog atau artikel ini jika teman-teman suka. Dan mohon masukan dan kritiknya. Good luck ya teman-teman....

2 komentar:

  1. Info bagus.. Yang lebih langsung ke caranya dong...

    BalasHapus
  2. Hahahaha iya artikelnya akan segera dipublish. Sorry lama ya.

    BalasHapus